Dunia telekomunikasi menggunakan TDM based sebagai mekanisme pembawa pesan, dan protokol yang umumnya terlibat adalah SS7 dan ATM. Seiring dengan perkembangan teknologi, tidak dapat dipungkiri bahwa internet dengan teknologi IP nya memegang peranan penting sebagai protokol paling dominan di dunia saat ini. Selain itu dengan beragamnya pihak yang memahami konsep TCP/IP membuat teknologi IP based berkembang sangat pesat, hal ini mirip dengan LINUX yang dikembangkan oleh seluruh orang di dunia. 2 kepala lebih baik daripada 1 kepala.
Perkembangan teknologi IP memaksa dunia telekomunikasi memusatkan perhatiannya untuk ikut menggunakan teknologi IP based dalam infrastruktur perangkat-perangkatnya. Salah satu alasan utamanya adalah masalah kapasitas. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini teknologi IP based sudah umum menggunakan kapasitas Gigabit, sedangkan teknologi telco masih menggunakan kapasitas E1 sebagai media pembawa paket-paket data. Perbandingannya sangat jauh, E1 yang berkapasitas 2 Mbps dengan Gigabit ethernet yang berkapasitas 1000 Mbps. Perkembangan teknologi aplikasi juga menuntut kemampuan carrier (pembawa paket) untuk mengantarkan paket-paket data aplikasi.
Proses migrasi dari SS7 based kedalam IP based terjadi melalui proses evolusi yang bertahap. Infrasturktur teknologi telco yang ada saat ini tidak mungkin bisa langsung diubah kedalam IP based. Untuk itu dikembangkan pula beberapa protocol yang merupakan jembatan bagi protocol SS7 ke IP based, salah satunya adalah SCTP yang merupakan pengembangan dari trasnport layer untuk dapat memberikan layanan yang lebih reliable.
Dalam dunia telekomunikasi dikenal istilah softswitch, yang merupakan perangkat jembatan antara teknologi SS7 dan teknologi IP based. Impelementasi softswitch sudah dilakukan oleh operator-operator telekomunikasi di dunia seperti BT (British Telecom), vodafone, china telecom, termasuk operator-operator di Indonesia Telkomsel, Indosat, XL, dsb. Perangkat yang masuk kategori softswitch memiliki kemampuan untuk berkomunikasi pada network yang menggunakan protocol SS7 maupun network yang menggunakan IP based. Dan terbukti dengan adanya teknologi softswitch ini implementasi telekomunikasi yang membutuhkan kapasitas besar dapat dilakukan, salah satu hasilnya adalah teknologi 3G dimana kita bisa melakukan komunikasi yang memanfaatkan sistem multimedia (video call).
IMS (IP Multimedia Subsystem) merupakan teknologi dimana dunia telekomunikasi sudah seluruhnya berbasis IP. Dan implementasi softswitch merupakan jembatan menuju IMS. Jika infrastruktur sudah mendukung komunikasi IP maka berbagai macam aplikasi saat ini dapat berjalan diatas perangkat-perangkat telco, seperti VoIP, CCTV, dan kemungkinan besar teknologi web 2.0 pun dapat berjalan di atas perangkat telco. Mungkin kita dapat membayangkan bahwa iklan-iklan yang diterima oleh handphone saat ini hanya berupa layanan teks, jika IMS sudah diimplementasikan maka kita dapat membayangkan teknologi internet saat ini pindah ke mobile device (handphone, gadget, dll). Aplikasi-aplikasi di handphone pun tidak lagi menggunakan java yang bersifat monoton dan statis, namun sudah dapat memanfaatkan teknologi web 2.0 seperti rails, ajax, dsb. Dan bukan hal yang aneh untuk dapat melakukan monitoring rumah kita yang menggunakan CCTV via handphone.
Untuk apa implementasi VoIP di perangkat telekomunikasi?!toh saat ini kita sudah bisa melakukan VoIP via internet dan laptop
Mungkin itulah salah satu pertanyaan yang ada di benak masyarakat IT, namun kita harus sadar bahwa penggunaan VoIP saat ini sangat terbatas. Tidak mungkin kan membawa-bawa laptop sambil ber-VoIP ria didalam bus kota. Dan yang perlu disadari lagi adalah fasilitas internet tersebut tidak tersedia secara bebas dimanapun dan kapanpun. Walaupun saat ini jaringan wifi sudah tersebar luas, tapi paling hanya di kota-kota besar dan itupun terbatas di lingkungan-lingkungan komersial.
Bayangkan jika kita bisa menggunakan VoIP pada handphone ataupun gadget pribadi, maka semua orang dapat memanfaatkan fasilitas tersebut kapanpun dan dimanapun.
Bagaimana dengan WIMAX?!Jika implementasi wifi seperti hotspot terbatas pada suatu lingkungan tertentu, maka dengan teknologi Wimax satu kota dapat memanfaatkan jaringan wireless. Kita dapat menggunakan wimax untuk ber-internet ria, ber-voip ria kapanpun dan dimanapun dalam cakupan yang sangat luas. Apalagi saat ini gadget-gadget dan handphone sudah dapat di install aplikasi VoIP (skype?!), maka kita dapat menggunakan VoIP dalam bus kota, saat di WC, saat di mall dsb.
Oke, good. Itulah sebabnya pada suatu saat nanti, teknologi telekomunikasi dan teknologi IP akan bertemu disuatu titik. Implementasi IMS pada telco dan implementasi Wimax pada dunia IP saat ini sudah menunjukan bahwa suatu saat nanti kedua teknologi tersebut akan bertemu. Salah satu permasalah mendasar yang cukup pelik di dunia telco untuk implementasi IMS pun terletak pada radio service. Dengan meningkatnya kapasitas di bagian core network, maka di bagian radio pun harus memiliki kemampuan untuk membawa data berkapasitas besar. Dengan kata lain, antara perangkat mobile pengguna dengan media transmisi telekomunikasi harus sudah siap untuk pengiriman/penerimaan data IP yang berkapasitas besar. Dan lagi-lagi, hal ini sudah diimplementasikan secara bertahap melalui teknologi 3G. Seperti yang kita tahu bahwa tidak setiap handphone dapat menerima sinyal 3G, dan tidak semua daerah terdapat network 3G. BTS yang mampu melakukan transmisi dengan kapasitas 3G berbeda dengan BTS pada transmisi GSM sebelumnya (2G). Sehingga untuk dapat melakukan komunikasi dengan kapasitas besar harus terdapat dukungan dikedua pihak, baik handphone maupun media transmisi nya harus mendukung kapasitas besar.
Penggunaan IP based pada dunia telekomunikasi dapat menjadi topik tersendiri bagi para pecinta security. Dunia telco saat ini masih sangat jarang disentuh salah satunya adalah karena protokol yang digunakan berbeda dari protokol internet. Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, dunia telekomunikasi sangat terbatas pada lingkungan industri. Vulnerability yang saat ini ditemukan umumnya berjalan diatas teknologi IP. Resource untuk teknologi IP dapat dengan mudah ditemukan di Internet, dan kita dapat membuat beragam code-code program untuk berkomunikasi dengan perangkat yang menggunakan protocol TCP/IP. Library-library pendukung untuk komunikasi dengan TCP/IP banyak ditemukan pada bahasa-bahasa pemrograman seperti C, perl, python, ruby, dsb. Namun library-library pendukung untuk berkomunikasi dengan protokol SS7 sangat sangat jarang ditemukan, itu pun sangat tergantung dari kernel sistem operasi yang kita gunakan untuk dapat berkomunikasi dengan network SS7. Umumnya vulnerability research untuk dunia telco dilakukan secara legal atas nama perusahaan.
Namun bisa kita bayangkan apabila perangkat-perangkat telekomunikasi sudah menggunakan IP based, maka dengan modal Handphone pun kita dapat berkomunikasi dengan perangkat-perangkat telekomunikasi tersebut. Dan bukan tidak mungkin pula virus-virus dan worm akan semakin mudah menyentuh dunia telekomunikasi hingga ke end-user.
Yang pasti perkembangan teknologi IP di dunia telekomunikasi akan berdampak sangat besar bagi peradaban manusia, dengan adanya teknologi tersebut maka akan membuat jarak tidak ada artinya lagi. Dan setiap pihak pun sudah bersiap-siap untuk memanfaatkan peradaban baru tersebut, termasuk para hacker dan juga pihak-pihak yang ingin memanfaatkan information warfare.
Leave a Reply